Monday, March 4, 2013

Pentingnya ilmu bagi mukmin



Pentingnya ilmu bagi mukmin
                                                                                                                                  
قَالُواْ سُبۡحَـٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآ‌ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ   
Malaikat menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengilmui lagi Maha Bijaksana
 ( QS. Al Baqarah 2:32 )

Saudara seiman, kalau kita menyimak ayat diatas maka nampak jelas bahwa segala perbendaharaan ilmu adalah milik Allah semata baik yang zahir maupun yang ghoib sedangkan kalau pun ada manusia atau bahkan malaikat sekalipun yang memiliki ilmu maka pada hakikatnya itu berasal dari Allah bukan Karena kepandaian kita semata, karena pada dasarnya manusia itu bodoh (Al Ahzab 33:72). Namun berapa banyak manusia yang sadar seperti dialog malaikat diatas bahwa dirinya bodoh dan hanya Allah sajalah yang maha memiliki ilmu?.....

Kalau manusia sadar dirinya bodoh sedang Allah Maha memiliki ilmu maka seharusnya manusia berusaha semaksimal mungkin mencari ilmu dan ilmu disini bukan sembarang ilmu tapi ilmu Allah, karena tanpa usaha ini manusia akan tetap dalam kebodohan.

Saudara seiman, berapa banyak waktu kita dalam hidup ini yang sudah kita gunakan untuk mencari ilmu?... umumnya kita mencari ilmu pada saat usia produktif untuk belajar atau dalam bahasa kita disebut usia sekolah (smp, sma s/d kuliah) taruhlah itu memakan waktu 10 tahun cukupkah itu… kalau pun dianggap cukup itu baru belajar ilmu-ilmu dunia bukan ilmu Allah atau ilmu agama. Dan memang faktanya manusia lebih memprioritaskan ilmu dunia dari pada ilmu agama, padahal ilmu agama adalah kompas dalam kehidupan sedang ilmu-ilmu lain hanya untuk memudahkan kita hidup di dunia. Jika demikian maukah kita mudah hidup di dunia ini tapi arah dari jalan hidup kita tersesat?….

Jika kita memperhatikan diri kita pada saat masa sekolah ketika akan ujian apakah itu ebtanas, uan, uas dll kita persiapkan dengan segala kemampuan yang kita miliki baik waktu, tenaga, kosentrasi, kesehatan dll tapi adakah kita semua mempersiapan diri untuk menghadapi ujian hidup yang kita alami sekarang di dunia?.... bahkan ketika akan ujian sekolah semua soal kita pelajari untuk tahu apa jawaban dari soal-soal tersebut tapi adakah kita juga mempersiapkan jawaban atas pertanyaan malaikat mungkar dan nakir di alam kubur nanti?…. itu semua hanya bisa didapatkan dari ilmu agama bukan ilmu dunia.

Dalam sebuah hadist riwayat Imam Muslim disebutkan “Barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga….” . Padahal sama sama kita ketahui jalan menuju surga itu bukan jalan yang landai dan mudah dilalui atau bertebaran bunga yang wangi bahkan ini adalah jalan yang sukar lagi mendaki bahkan betebaran onak dan duri (Al Balad 90:11-12). Namun harus kita yakini dengan wasilah ilmu maka jalan yang sukar tadi itu dimudahkan oleh Allah, tidak inginkah kita menjadi bagian dari orang-orang yang dimudahkan jalannya menuju surga?...

Saudara seiman, sesungguhnya manusia yang lebih mencari ilmu dunia dibandingkan ilmu agama hakikatnya mereka sedang mencari ridho manusia bukan ridho Allah padahal seharunya bagi orang beriman yang dia cari dalam kehidupan ini adalah ridho Allah karena akhir kehidupan dan usia kita akan kembali kepada Allah. Dan harus dipahami tidak akan masuk ke dalam surga tanpa mendapat ridhoi dari Allah. “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku”. (QS. Al Fajr :27-30)

Maka wallahi demi Allah, tidak disebut manusia itu mendapat kebaikan jika yang dia dapatkan hanya berupa harta, jabatan, popularitas dan materi dunia tapi manusia yang mendapatkan kebaikan dalam hidupnya adalah mereka yang diberikan kepahaman tentang dien atau kepahaman tentang agama. "Man yuridillahu bihi khoiron yufaqqihhu fid din” siapa saja yang Allah kehendaki kebaikan terhadapnya, maka Allah memberinya kepahaman dalam agama". (HR Bukhori No.71)

Begitu tinggi kedudukan ilmu dalam islam sehingga generasi awal islam para sabahat, tabiin dan salafus sholeh begitu mendedikasikan diri mereka terhadap ilmu sehingga tidak ada waktu luang dalam hidup mereka kecuali semua dalam rangka mencari ilmu agama. Seorang salafus sholeh bernama Majduddin beliau adalah kakek dari Ibnu Taimiyah seperti menjadi kebiasaannya ketika masuk kamar mandi untuk membersihkan diri maka ia selalu memberi kitab kepada anaknya dan diminta agar dibacakan dengan keras agar Majduddin bisa menyimak dan mempelajarinya.

Demikian juga kisah Al Farahidy yang dia habisakan waktu untuk mencari ilmu maka ia pernah berkata “waktu yang paling berat bagiku adalah waktu makan” sehingga ia hanya makan satu kali dalam sehari, ia pun berkata barang siapa yang banyak makan maka ia akan banyak minum, siapa yang banyak minum ia akan banyak ke kamar mandi maka habislah waktunya untuk hal tersebut, maka ia takut kalau waktunya habis bukan dalam rangka mencari ilmu. Bahkan ada seorang Salafus Sholeh yang ketika ditawari makan oleh sahabatnya, engkau pilih mana roti dengan kismis atau roti dengan daging atau pilih roti dengan buah buahan?” maka apa jawaban orang sholeh tadi…. “berikan saya roti yang disiram air putih” kenapa demikian jawab sahabatnya?.... “agar aku bisa memakannya dalam satu kali telan, karena aku khawatir waktuku habis untuk makan”, subhanallah.

Saudara seiman, mencari dan menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib banyak ayat Al Quran dan hadist yang mendukung kearah sana diantaranya "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar 39:9) kemudian dalam hadist "Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631). sehingga barang siapa mengaku beriman tapi tidak berusaha menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka dia akan merugi.

Saudara seiman, maka ilmu memiliki posisi sentral dalam agama ini karena ia bisa menghantarkan kita menjadi Khauf atau takut kepada Allah saja, karena hanya Dia yang berhak kita takuti.
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Fathir 35:28)
Ulama secara etimologi atau secara bahasa berarti orang yang berilmu, jadi ulama itu bukan dilihat dari zahir pakaiannya, banyak pengikutnya atau banyak pesantrennya tapi apakah dia punya ilmu atau tidak, kemudian walau dia sudah berilmu juga tidak otomatis disebut ulama karena berdasar ayat diatas ada satu syarat lagi agar manusia disebut ulama yaitu takut kepada Allah, tanpa dia takut kepada Allah maka tidak bisa disebut ulama walau bergelar Profesor, Haji, KH atau pun Al Muqarom dll. Jadi kalau kita melihat di masyarakat ada orang bergelar ulama tapi dia tidak takut kepada Allah tapi malah takut kepada selain Allah maka hakikatnya dia bukan ulama.

Jadi orang yang berilmu pasti akan memiliki rasa takut kepada Allah, dan rasa takut ini akan menghantarkan dia mendapatkan ampunan dan pahala yang besar sehingga akhirnya dimasukkan ke dalam surga, karena Allah katakan dalam ayatNya bahwa Dia akan sediakan surga bagi orang yang takut padaNya.
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al Mulk 67:12)

Saudara seiman, bahkan tidak boleh orang beramal atau beribadah tanpa ilmu… al Ilmu qobla amal karena ibadah tanpa ilmu akan tertolak, begitulah kedudukan ilmu dalam islam, ia bisa menghantarkan kita benar dalam beribadah dan dengan ilmu jadikan kita memiliki sifat takut kepada Allah, saudara seiman mudah mudahan kita semua senantiasa dimudahkan dan dikuatkan oleh Allah untuk senantiasa mengisi waktu dan usia kita untuk belajar dan menuntut ilmu agama agar dengan ilmu itu tumbuh rasa takut kita kepada Allah, amin yarobbal alamin.


Penulis
Ustadz Zainur Rochman